Menelusuri Jejak Pak Laupek, Petani Kelapa dari Tekulai Hulu “Pak Laupek”, begitulah panggilan orang-orang padanya. Nama aslinya adalah Kamaruddin, seorang petani kelapa yang berusia 51 tahun yang berasal dari desa Tekulai Bugis, Indragiri Hilir. Namun setelah berkeluarga ia pindah ke Tekulai Hulu. Sejak kecil, Pak Laupek sudah membantu meringankan beban orang tuanya dengan bekerja di kebun milik petani lain, hingga akhirnya ia mampu memiliki kebun sendiri yang saat ini mencapai 16 baris. Ia mengurus kebun bersama istrinya, mulai dari perawatan hingga proses panen. Selain mengurus kebun kelapanya sendiri, Pak Laupek juga masih bekerja di perkebunan milik petani lain. Pertama kali kami bertemu dengan Pak Laupek saat kami mengunjungi depot kelapa atau biasa disebut sebagai gudang, tempat pengumpulan kelapa petani-petani rekanan Sambu. Saat itu ia sedang melihat rekan sesama petani yang sedang membongkar kelapa untuk ditimbang. Keesokan harinya, Pak Laupek mengajak kami untuk berkeliling ke kebun milik petani di Tekulai Hulu. Siang itu kami berangkat menelusuri perkebunan dengan berjalan kaki kurang lebih dua puluh menit lamanya. Setelah itu, kami menyambung perjalanan dengan menggunakan sampan bermuatan maksimal empat orang milik perkebunan tempat Pak Laupek bekerja. Kami menelusuri sungai yang berada di antara kebun petani di wilayah Parit Karim. Sepanjang perjalanan kami bertemu dengan para petani yang sedang dalam perjalanan pulang menuju rumah setelah bekerja seharian di perkebunan. Sesekali kami juga bertemu dengan anak-anak yang sedang bermain di sungai. Pemandangan yang hijau, langit yang cerah, dan udara yang segar membuat perjalanan semakin menakjubkan. |
Sepanjang perjalanan, Pak Laupek bercerita tentang kehidupannya menjadi petani. Suka dan duka telah ia lewati bersama keluarganya. Mulai dari harga kelapa yang kadang murah, gangguan hama pada tanaman seperti monyet, tupai, babi, hingga sulitnya membeli pupuk untuk tanaman kelapa dikarenakan harga pupuk cukup mahal. Pendapatan dari kebun kelapa selain untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari, juga untuk membiayai dua anak perempuannya yang sedang bersekolah dan kuliah kebidanan di salah satu perguruan tinggi di Tembilahan. Hal tersebut ia lakukan untuk menjadikan masa depan anaknya agar menjadi lebih baik dari orang tuanya. Pak Laupek juga bercerita tentang pelayanan yang baik dan ramah dari petugas yang bekerja di bagian pembelian Sambu, hal itu jarang ia temukan ketika menjualnya ke pembeli-pembeli lain. Selain itu, sebagai bentuk kepedulian Sambu kepada petani, Sambu seringkali membantu petani dalam memenuhi kebutuhan kerja mereka, seperti alat kerja, perehaban tanggul, bahkan biaya pendidikan anak-anak petani,, hal itu dibuktikan sendiri oleh Pak Laupek ketika Sambu pernah membantu biaya kuliah anak pertamanya. Pak Laupek merupakan salah satu petani kelapa yang loyal menjual kelapanya kepada Sambu dan ia pernah mendapatkan penghargaan dari Sambu Group sebagai petani Indragiri Hilir yang telah memasok kelapanya ke PT Pulau Sambu pada ulang tahun Sambu Group yang ke 50 di Guntung, kecamatan Kateman. Itulah cerita tentang pertemuan singkat kami dengan Pak Laupek, seorang petani kelapa yang telah berbagi cerita tentang hidupnya dan perjuangannya menjadi petani yang menopang kehidupannya dan keluarganya dari hasil kelapa. |